Cadangan Silika Melimpah, Indonesia Diprediksi Bisa Jadi Pasar Semikonduktor Terbesar

SURABAYA – Hilirisasi komoditas silika berpotensi mendorong pengembangan bahan baku industri semikonduktor. Selama ini, industri semikonduktor belum berkembang secara optimal sebab belum adanya industri pengolahan silika hingga menjadi wafer silikon, khususnya solar grade silicon (SGS).
Faktanya industri bahan baku semikonduktor memiliki prospek menjanjikan sebagai pemasok devisa dan lapangan kerja. Karena itu, hilirisasi silika menjadi wafer silikon dapat mendukung kemandirian industri photovoltaic (PV) module dan semikonduktor dalam negeri. Berdasarkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin, kini tercatat ada 21 perusahaan pengolahan pasir silika dengan kapasitas terpasang 738.536 ton per tahun dengan realisasi volume produksi dari 9 perusahaan pada 2022 sebesar 404.755 ton.
Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKBGNL) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Wiwik Pudjiastuti mengatakan dari 9 perusahaan yang tersebar di Jawa dan Kalimantan tersebut, utilisasinya sebesar 68,48 persen.
“Sedangkan untuk jenis produknya, masih diminati pasir silika, tepung silika dan resin coated sand,” kata Wiwik dalam keterangan resminya, Minggu (17/9/2023). Wiwik juga menjabarkan, sesuai data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Indonesia masih terdapat 328 perusahaan pencadangan pasir silika.
Adapun, 98 di antaranya pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP), 82 Pemegang IUP Eksplorasi dengan realisasi penambangan pasir silika pada 2021 sebesar 2,01 juta meter kubik, dan 330 juta ton total cadangan.
Menurut Wiwik, lokasi paling potensial untuk tambang pasir silika yaitu di Bangka Belitung, Kalimantan tengah, dan Kalimantan Barat.
“Sedangkan Kuarsit total sumber dayanya sebesar 297 juta ton dan lokasi utama potensi penambangannya ada di Aceh,” ujarnya.
Guna merealisasikan hilirisasi silika guna kemandirian industri PV dan semikonduktor, Staf Ahli Menteri Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kemenperin, Ignatius Warsito menyatakan pihaknya tengah menyusun peta jalan hilirisasi silika menjadi wafer silikon berbasis Solar Grade Silicon (SGS) dan Electronic Grade Silicon (EGS).
Di samping membuat peta, Ignatius juga merancang Rencana Aksi Kebijakan Hilirisasi Komoditas Silika/Kuarsa, dimulai dengan penyusunan draf Roadmap Hilirisasi Silika menjadi Wafer Silikon Tahun 2025 – 2035. Tahap selanjutnya berupa finalisasi penyusunan Roadmap yang mulai dilaksanakan pada tahun depan mendatang, dilanjutkan dengan penyusunan peraturan Menteri Perindustrian terkait roadmap tersebut.
Sementara itu, baru-baru ini Amerika Serikat dan Vietnam sepakat menjalin kerjasama bisnis industri semikonduktor dalam rangka meningkatkan peran Vietnam secara global untuk industri pembuatan chip, sekaligus mengurangi paparan sektor ini dengan China.
Berdasar pada data dari Statista, pasar semikonduktor di Vietnam diprediksi mencapai US$17,24 miliar pada tahun 2023. Dari jumlah tersebut, lini sirkuit semikonduktor terpadu mendominasi pasar dengan volume yang diproyeksikan sebesar US$13,82 miliar pada tahun 2023.
Pasar semikonduktor Vietnam dianalisis menunjukkan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2023-2027) sebesar 11,03 persen. Dengan angka pertumbuhan tersebut, pasar semikonduktor Vietnam diduga mencapai US$26,20 miliar pada tahun 2027.
Menurut rating global, pasar semikonduktor Vietnam masih berada di bawah China yang mencapai US$179,50 miliar pada tahun 2023. Namun, dibandingkan dengan Indonesia, pasar semikonduktor Vietnam masih jauh lebih besar.
Statista memprediksi nilai pasar semikonduktor di Indonesia mencapai US$1,528 miliar untuk tahun ini. Dari jumlah tersebut. lini sirkuit terpadu mendominasi pasar dengan volume pasar yang dikira-kira sebesar US$1,187 miliar pada tahun 2023.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours