Pemerintah Indonesia kembali mengandalkan China untuk menggarap proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Padahal, sebulan yang lalu argo cicilan utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung dengan nilai total Rp78,31 triliun mulai berjalan. Seperti diketahui, proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung menelan investasi jumbo hingga US$7,2 miliar atau setara Rp114,6 triliun. Nilai investasi tersebut sebelumnya telah mengalami pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,2 miliar (Rp19,1 triliun) dari target awal biaya proyek sebesar US$6 miliar (Rp95,5 triliun). Indonesia mendapatkan pinjaman dari China Development Bank (CBD) untuk proyek tersebut sekitar 75% atau sekitar Rp66,85 triliun.
Total nilai utang pihak Indonesia dalam proyek Kereta Cepat WHOOSH itu mencapai Rp78,31 triliun. Nantinya, utang tersebut akan dicicil selama 30 tahun dengan bunga yang masih dinegosiasikan dengan China hingga di bawah 4%. Jika menilik ke belakang, selain biaya pembangunan yang membengkak, nilai investasi dari China ternyata lebih mahal dari apa yang ditawarkan oleh Jepang pada 2015.
Kali ini, China berhasil menangkap proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya tanpa adanya pesaing dari Jepang atau negara lain. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, masuknya China untuk menggarap perpanjangan kereta cepat dipastikan setelah adanya penandatanganan kesepakatan antara China dan Indonesia belum lama ini.
+ There are no comments
Add yours