SURABAYA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) akan menyiapkan hilirisasi dan proses pengelolaan pascapanen sebagai pergerakan menuju swasembada gula nasional yang ditargetkan paling lambat 2028.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan, semua kementerian/lembaga yang ditugaskan akan menjalankan tugas dan mendukung penuh, sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) No.40/2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).
“Saya akan siapkan hilirisasi dan pascapanen. Kan BUMN punya program Makmur, yang lain juga punya program tanam. Dirjen teknis perkebunan Kementan siapkan bibit, jadi semuanya kerjakan porsinya masing-masing,” kata Arief saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, Rabu (13/9/2023).
Arief menuturkan, untuk swasembada gula, maka perlu merincikan hal-hal seperti titik mana saja yang akan ditanami tebu, berapa banyak titik yang akan ditanami, serta melihat pabrik-pabrik mana saja yang berkapasitas 6.000 ton cane per day (tcd).
“Memang harus diurut dari depan, namanya juga swasembada. Tapi harus ada tebunya, tebunya harus disiapkan,” pungkasnya.
Dalam aturan yang berlaku sejak Juni 2023, Jokowi menargetkan swasembada gula untuk kebutuhan konsumsi paling lambat di tahun 2028.
Sebagai salah satu peta jalan dalam rangka percepatan swasembada gula nasional, Jokowi berencana menambah area lahan baru perkebunan tebu seluas 700.000 hektare. Sumber area baru ini berasal dari lahan perkebunan, lahan tebu rakyat, dan kawasan hutan.
Tak hanya memperluas cakupan lahan, Jokowi juga berencana untuk menaikkan angka produktivitas tebu sebesar 93 ton per hektare dan meningkatkan efisiensi, utilisasi, dan kapasitas pabrik gula untuk dapat menyentuh rendemen sebesar 11,2 persen.
Dalam melaksanakan percepatan swasembada gula nasional, Bapanas berperan untuk menyusun kebutuhan impor gula konsumsi, sesuai dengan UU yang berlaku.
+ There are no comments
Add yours