Bisnis.com, SURABAYA – Dalam kurun waktu pekan ini harga telur ayam kampung (ras) Jawa Timur mengalami penurunan tajam yang menyebabkan kerugian di sector produksi peternak ayam petelur.
Hal ini disebabkan karena banyak agen besar yang sudah mendapatkan harga yang lebih murah sehingga mereka mulai mengurangi pembelian telur dari peternak, menurut asumsi Rofi Yasifun selaku Ketua Asosiasi Paguyupan Peternak Rakyat Nasional (PPRN).
“Para agen ini serentak memilih strategi penawaran dengan harga sangat murah, sehingga jika peternak tidak memberikan telur dengan harga murah stoknya semakin menumpuk, akibatnya para peternak terpaksa menjualnya dengan harga murah untuk menghabiskan stok meskipun harus merugi,” keterangannya, Senin (11/9/2023).
Saat ini harga telur di tingkat peternak hanya laku sekitar Rp 20.500 – Rp 21.000/kg, sementara itu Harga Pokok Produksi (HPP) peternak yaitu Rp 25.000/kg.
Selain itu, telur yang beredar di pasaran dengan harga murah tergolong telur ayam breeding atau ayam pedaging yang seharusnya ditetaskan malah dibayar agen hanya Rp 17.000/kg.
“Harapan kami pemerintah segera menindaklanjuti perkara ini karena peternak ayam petelur terus merugi,” lanjutnya.
Saat ini harga komoditas telur di Jatim per 11 September 2023 ini sekitar Rp 26.226/kg, lalu harga tertinggi terjadi di Banyuwangi seharga Rp 27.400/kg dan yang terendah di Trenggalek Rp 24.500, bahkan jika dibandingkan bulan lalu atau 11 Agustus 2023 harga rata-rata telur sekitar Rp 29.525/kg, informasi tersebut berdasarkan Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo).
Sebagaimana idealnya harga telur ayam ras di masyrakat yakni sekitar Rp 27.000 – Rp 30.000/kg, menurut peternak.
Saat ini Dinas Peternakan Jatim mencatat data jumlah ternak ayam petelur di Jatim mencapai 119 ekor dan produksi sekitar 1,7 juta ton telur. Secara nasional jumlah tersebut ikut berkontribusi menaikkan populasi sekitar 32 persen terhadap populasi ayam petelur maupun produksi telur.
+ There are no comments
Add yours