Emiten farmasi BUMN PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) optimistis dapat mencatat pertumbuhan pendapatan di level double digit pada 2024 atau turn around dari kinerja pada tahun sebelumnya. Direktur Utama Kimia Farma David Utama percaya diri bahwa perseroan berpeluang besar untuk terus melanjutkan kinerja positif setelah sebelumnya berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp19,47 miliar pada semester I/2023, berbalik positif dari rugi bersih semester I/2022 sebesar Rp206,30 miliar.
“2024 kami akan turn around karena saya sudah mengerjakan ini selama setahun lebih. Growth yang mau kita laksanakan double digit, tapi yang saya mau pastikan ebitda dan net income kami positif,” jelasnya ditemui dalam agenda BNI Investor Daily Summit, Rabu (25/10/2023).
Upaya untuk meningkatkan operational excellence perusahaan pun dimaknainya sebagai salah satu hal penting untuk menopang kenaikan pendapatan Kimia Farma, bahkan hingga di tahun-tahun yang akan datang. “Growth is not problem di Kimia Farma tapi operational excellence is, jadi saya harus juga mengatakan bahwa kinerja kita akan membaik tetapi memang ada saatnya kinerja kita itu harus membereskan masa lalu terlebih dahulu,” lanjut David.
Mengutip laporan keuangan Kimia Farma per 30 Juni 2023, pendapatan perusahaan naik 11,78% secara yoy menjadi Rp4,95 triliun, dibandingkan semester I/2022 yang sebesar Rp4,43 triliun. Kontribusi pendapatan KAEF ditopang oleh peningkatan jasa layanan laboratorium medis dan klinik, serta peningkatan penjualan berbagai produk yang ditawarkan KAEF. Dari sisi kategori produk, obat generik menyumbang pendapatan sebesar yang mencapai Rp1,07 triliun atau naik 25,26 dari pendapatan pada periode waktu yang sama yakni sebesar Rp858,96 miliar.
Sementara itu, raihan pendapatan yang positif ini juga disokong oleh dana yang diperoleh dari layanan laboratoirum medis dan klinik yang mencatat kenaikan sebesar 16,60% menjadi Rp488,16 miliar, dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp418,66 miliar. Sedangkan penjualan obat over the counter (OTC) dan kosmetika tercatat naik 4,85% menjadi Rp1,06 triliun pada paruh pertama 2023.
+ There are no comments
Add yours