Jakarta – Di tengah tingginya angka pengangguran pemuda China, muncul fenomena unik di mana generasi muda memilih pulang ke kampung halaman untuk menjadi “cucu penuh waktu”. Mereka meninggalkan kota besar dan fokus merawat kakek-nenek yang membutuhkan pendampingan, sebagai alternatif dari sulitnya memperoleh pekerjaan formal. Tren ini dipicu oleh kebutuhan emosional lansia yang sering terabaikan dan minimnya peluang karier bagi anak muda di perkotaan.
Para “cucu profesional” ini tak sekadar membantu aktivitas harian seperti mengatur jadwal pengobatan atau menemani kontrol kesehatan, tetapi juga membangun kedekatan psikologis. Banyak di antara mereka mengaku menemukan kepuasan batin yang sebelumnya tak didapat di dunia kerja. “Ketulusan nenek membelikan makanan favorit saya jauh lebih bermakna daripada janji kenaikan gaji di kantor,” tutur seorang partisipan.
Meski menuai pujian sebagai solusi kekeluargaan, tren ini juga menghadapi kritik realistis. Sebagian pihak mempertanyakan keberlanjutan finansial, mengingat tidak semua lansia memiliki tabungan pensiun memadai untuk menopang hidup bersama cucu. “Butuh dukungan ekonomi konkret, bukan sekadar idealismenya saja,” ujar seorang netizen merespons fenomena tersebut.
+ There are no comments
Add yours