JAKARTA – Bank Indonesia merilis data terbaru Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia per Maret 2025, yang menunjukkan kenaikan sebesar 0,63% dari bulan sebelumnya, menjadi US$430,35 miliar atau sekitar Rp7.100 triliun. Dua negara pemberi utang terbesar kepada Indonesia adalah Amerika Serikat (US$27,83 miliar) dan China (US$23,04 miliar). Kenaikan ini juga tercermin dalam pertumbuhan tahunan ULN sebesar 6,4%, lebih tinggi dibanding triwulan IV 2024 yang sebesar 4,3%.

Utang dari AS dan China diberikan dengan tujuan strategis dan ekonomi, antara lain untuk memperkuat hubungan bilateral dan pengaruh di kawasan Asia Tenggara. Pinjaman ini juga banyak digunakan untuk proyek-proyek infrastruktur besar di Indonesia, seperti jalan tol dan kereta cepat (oleh China), serta sektor teknologi dan energi (oleh AS). Hubungan dagang dan kepentingan terhadap sumber daya alam Indonesia menjadi faktor utama dalam pemberian utang ini.

Meski demikian, tren terbaru menunjukkan adanya penurunan dalam jumlah pinjaman dari AS dan China.Hal ini didorong oleh ketegangan perdagangan global dan perubahan strategi investasi dari kedua negara. Rata-rata pinjaman dalam 13 bulan terakhir dari kedua negara memang lebih besar dibandingkan pada Maret 2025, namun kecenderungan mereka kini mulai menahan pemberian utang ke Indonesia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours