Jakarta – Cuaca ekstrem kini menjadi salah satu ancaman terbesar yang menghantui dunia. Survei terbaru Forum Ekonomi Dunia (WEF) menyoroti gelombang panas, banjir, dan tornado sebagai risiko global utama dalam jangka pendek hingga 2025. Krisis iklim yang kian parah memicu fenomena cuaca ekstrem ini semakin sering terjadi dan lebih intens.

Negara-negara seperti China, Turki, dan Singapura menjadi saksi nyata dampak perubahan iklim. Suhu permukaan laut di China mencapai rekor tertinggi 21,5 derajat Celsius pada 2024, sementara Turki mencatat tahun terpanas dalam 53 tahun terakhir dengan suhu rata-rata 15,6 derajat Celsius. Di Singapura, semua bulan pada 2024 mencatat suhu di atas rata-rata, dengan April menjadi bulan terpanas dalam sejarah.

Kondisi ini memicu seruan bagi para pemimpin global untuk segera mengambil tindakan. Menurut Mirek DuĊĦek dari WEF, dunia menghadapi pilihan besar: meningkatkan kolaborasi untuk membangun ketahanan atau menghadapi ketidakstabilan yang semakin parah. Dengan risiko yang terus meningkat, tindakan nyata diperlukan untuk menjaga masa depan bumi.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours