JAKARTA – Lebih dari 5.000 pekerja Starbucks di lebih dari 300 gerai Amerika Serikat melakukan mogok kerja pada malam Natal, menjadikannya salah satu aksi terbesar dalam sejarah perusahaan. Serikat pekerja mengklaim 290 gerai tutup total, dengan aksi berlangsung di 45 negara bagian, termasuk kota besar seperti New York dan Seattle, menuntut kenaikan gaji dan perbaikan jadwal kerja.
Mogok kerja ini dipicu oleh kebuntuan negosiasi antara Starbucks dan serikat pekerja, yang menolak tawaran kenaikan gaji minimal 1,5% di tahun mendatang. Starbucks mengklaim dampak pemogokan sangat terbatas dengan hanya 170 gerai yang tutup, meski serikat menyebut aksi ini baru permulaan.
Starbucks menyatakan kesiapan melanjutkan negosiasi, tetapi serikat menilai tawaran perusahaan belum serius. Konflik ini mencerminkan ketegangan antara kepentingan bisnis dan hak pekerja di industri ritel besar.
+ There are no comments
Add yours