Produsen mesin pesawat terbang Rolls-Royce Holdings mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.500 karyawannya di seluruh dunia.
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasional dan mengatasi kinerja yang buruk selama bertahun-tahun.
“Kami sedang membangun Rolls-Royce yang cocok untuk masa depan. Itu berarti organisasi yang lebih ramping dan efisien yang akan memberikan hasil bagi pelanggan, mitra, dan pemegang saham kami,” kata CEO Tufan Erginbilgic dalam pernyataan resminya. Restrukturisasi ini juga merupakan upaya perubahan terbaru yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Erginbilgic, yang menjadi kepala eksekutif pada Januari setelah lebih dari 20 tahun bekerja di perusahaan minyak raksasa BP, telah berterus terang dalam penilaiannya terhadap kinerja perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan tersebut. Dalam pidatonya di hadapan para staf Rolls-Royce tak lama setelah mengambil alih tampuk pimpinan, ia menggambarkan bisnis ini sebagai “platform yang terbakar” yang tertinggal dari para pesaing utama dan menghancurkan nilai bagi para pemegang saham.
Para investor menyambut baik perubahan ini yang mengangkat saham perusahaan lebih dari 2 persen pada perdagangan pagi hari ini. Saham perusahaan telah naik lebih dari 200 persen selama setahun terakhir. Menurut Victoria Scholar, kepala investasi di platform investasi online Interactive Investor, hal ini menjadikan perusahaan tersebut saham dengan kinerja terbaik di FTSE 100 London.
+ There are no comments
Add yours