JAKARTA – Penerbitan surat utang korporasi di Indonesia antara Januari dan September 2024 telah mencapai Rp94,9 triliun didorong oleh penurunan suku bunga. Sebagian besar penerbitan berasal dari obligasi dan sukuk yang naik menjadi Rp93,4 triliun, meskipun medium term note dan efek utang lainnya menunjukkan penurunan.
Pefindo telah memberikan peringkat pada 85,6% surat utang yang diterbitkan dengan 65,4% dana digunakan untuk modal kerja dan 24,5% untuk refinancing. Analis Pefindo, Martin Pandiangan memperkirakan bahwa penerbitan akan meningkat menjelang akhir tahun karena tingginya kebutuhan refinancing dan nilai surat utang yang jatuh tempo mencapai Rp42,37 triliun.
“Peluangnya masih sangat besar karena ada kebutuhan refinancing yang masih cukup tinggi pada kuartal IV/2024, terindikasi dari nilai surat utang yang jatuh tempo mencapai Rp42,37 triliun,” tuturnya dalam konferensi pers pada Kamis (24/10/2024).
Faktor-faktor lain yang mendukung adalah penurunan suku bunga acuan dan kebijakan moneter yang lebih longgar yang dapat memperkuat rencana refinancing perusahaan. Stabilitas permintaan di sektor riil dan kontestasi Pilkada juga diperkirakan akan berkontribusi pada aktivitas penerbitan surat utang.
+ There are no comments
Add yours