Jakarta – Ekonom Senior INDEF, Dradjad Hari Wibowo, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 harus mencapai 5,2% agar negara bisa mencapai target pertumbuhan yang lebih tinggi di masa depan. Jika target ini tidak tercapai, Indonesia akan kesulitan mencapai pertumbuhan 6% hingga 7% pada tahun-tahun berikutnya. Dradjad juga menekankan pentingnya mengejar untapped dan uncollected revenues untuk memenuhi kebutuhan belanja negara yang diproyeksikan mencapai Rp 3.905,38 triliun.
Dalam acara UOB Economic Outlook 2025, Dradjad mengingatkan bahwa APBN 2025 memiliki kekurangan Rp 300 triliun, dan pemerintah harus bekerja keras untuk menutupi kekurangan ini agar bisa mendukung target pertumbuhan ekonomi 5,9%. Menurutnya, hanya mengandalkan belanja negara yang sebesar Rp 3.600 triliun tidak akan cukup untuk mendanai berbagai program prioritas yang direncanakan, termasuk target pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029.
ASEAN Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja, juga berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi 5,3% hingga 5,5% masih mungkin dicapai asalkan pemerintah dapat meningkatkan kepercayaan konsumen dan memperbaiki kondisi domestik. Ia menekankan pentingnya memperkuat rantai pasok dan pasar domestik, mengingat banyak faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik yang dapat mengganggu ekonomi global.
+ There are no comments
Add yours