BANDUNG – Arief Bustaman, seorang Peneliti Perdagangan Bisnis Internasional dari Universitas Padjadjaran mengatakan bahwa tantangan utama UMKM untuk ekspor adalah kurangnya pengetahuan bisnis, bukan modal. Ia menekankan pentingnya pemahaman bisnis dan sikap wirausaha untuk sukses.
“Ternyata bukan modal yang jadi masalah bagi entrepreneur melainkan knowledge terkait bisnis yang mereka jalankan,” ungkapnya.
Untuk memulai bisnis ekspor, pelaku usaha harus memahami pemilihan produk, mitra bisnis, dan analisis pasar. Arief mencontohkan bahwa produk seperti sapu dari serat alam dapat sukses di pasar ekspor tanpa modal besar.
Muhammad Afdi Nizar dari Kementerian Keuangan mencatat tren positif dalam ekspor produk industri kreatif, dengan nilai ekspor barang perhiasan mencapai US$104,7 juta pada 2023. Sementara itu, Donda Sarah dari LPEI menyebutkan komitmen lembaganya untuk mendukung UMKM melalui layanan konsultasi, akses pasar, dan pencocokan bisnis.
+ There are no comments
Add yours