Jakarta – Nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS, didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve sebesar 25 basis poin. Data inflasi AS yang melandai ke 2,5% dan stabilnya pasar tenaga kerja memperkuat keyakinan bahwa Fed tidak akan melakukan penurunan suku bunga besar. Kondisi ini memberi sentimen positif bagi rupiah, yang pada Kamis (12/9/2024) ditutup di level Rp15.425 per dolar AS.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia berencana meluncurkan lembaga Central Counterparty (CCP) pada 30 September 2024 untuk memperkuat pasar valuta asing, terutama pasar non-delivery forward (DNDF), dengan mengelola transaksi valas secara lebih efisien. Secara teknikal, rupiah bergerak dalam pola sideways dengan rentang support di Rp15.360/US$ dan resistance di Rp15.445/US$.
+ There are no comments
Add yours