Presiden Bank Dunia Ajay Banga memperkirakan, tren suku bunga tinggi akan terus berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Ia pun memperingatkan seluruh negara untuk melindungi perekonomiannya masing-masing. Permasalahan tren suku bunga yang tinggi ini menurutnya akan memberikan dampak langsung bagi terhambatnya arus investasi secara global, karena aliran investasi itu akan masuk ke negara-negara maju yang tengah menerapkan suku bunga tinggi.
“Saya pikir suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama. Hal ini dapat menjadi peristiwa yang rumit dalam banyak hal,” kata Ajay saat konferensi pers World Bank-IMF 2023 Annual Meetings, dikutip Kamis (12/10/2023). Bagi Indonesia, dampak dari tren tingginya suku bunga acuan bank sentral di negara-negara maju, khususnya di Amerika Serikat telah membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Rupiah sempat bergerak di atas level Rp 15.700 per dolar AS meski kini telah balik ke level Rp 15.600.
Untuk mengatasi permasalahan suku bunga tinggi ini, Ajay mengatakan, tak ada cara lain bagi setiap negara untuk melindungi stabilitas makro dan fiskalnya. Salah satunya adalah dengan menjalankan reformasi struktural di sisi fiskalnya untuk mencegah terus tingginya tingkat utang. Bila tingkat utang suatu negara tinggi di tengah tren tingginya kebijakan suku bunga acuan bank sentral negara-negara maju, maka ia memastikan beban utang itu akan bisa mempengaruhi kondisi fiskalnya karena beban bunga utang juga akan semakin tinggi.
+ There are no comments
Add yours