JAKARTA – Untuk pertama kalinya penerimaan negara untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tembus hingga Rp. 3.000 triliun. Target penerimaan itu akan dijalankan pada masa pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto. Dalam RAPBN yang telah disepakati oleh pemerintah dan Badan Anggaran (Banggar) DPR penerimaan negara ditargetkan mencapai Rp 3.005,13 triliun dari rancangan semula Rp 2.996,87 triliun.Target penerimaan dalam APBN mengalami peningkatan setiap tahunnya. “Rp 3.005,13 triliun ini adalah rekor baru, ya itu penerimaan tembus Rp 3.000 triliun,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat kerja Banggar, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Target total penerimaan anggaran yang naik Rp 8,26 triliun pada masa pemerintahan Prabowo hanya akan ditopang oleh kenaikan target Penerimaan Negara Bukan Pajak atau PNBP yang naik Rp 8,26 triliun. Naiknya target PNBP pada tahun depan itu kata Sri Mulyani disebabkan oleh perhitungan potensi kenaikan setoran Kekayaan Negara Dipisahkan (KND). Selain itu, juga ada proyeksi kenaikan PNBP kementerian atau lembaga (K/L) sebesar Rp 4,26 triliun dari semula Rp 123,48 triliun, menjadi Rp 127,74 triliun. Ada 5 K/L yang ikut menyumbangkan potensi kenaikan, yakni Kementerian Kominfo, Polri, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Hukum dan HAM.
Sementara itu, untuk penerimaan perpajakan tidak ada penambahan target pendapatan, yakni tetap sebesar Rp 2.490,9 triliun. “Penerimaan perpajakan sesuai RUU APBN. Penerimaan pajak tidak berubah Rp 2.189,3 triliun, pendapatan bea dan cukai tetap di Rp 301,6 triliun,” tutur Sri Mulyani. Sri Mulyani menjelaskan tidak ada perubahan dalam penerimaan perpajakan karena kondisi ekonomi domestik maupun global masih penuh tekanan.
+ There are no comments
Add yours