JAKARTA – Masyarakat Indonesia semakin bergantung pada air minum kemasan seperti air galon, meskipun menghadapi tantangan ekonomi tetapi tetap mengalami permintaan yang tinggi. Bambang Brodjonegoro mengungkapkan bahwa kebiasaan ini telah mengurangi pendapatan rumah tangga, khususnya di kalangan kelas menengah, dan memperburuk dampak ekonomi pasca pandemi COVID-19.
Menurut data Badan Pusat Statistik, persentase rumah tangga yang menggunakan air minum kemasan terus meningkat, dengan angka tertinggi di DKI Jakarta dan beberapa provinsi lainnya. Peningkatan konsumsi air kemasan ini terutama disebabkan oleh kesadaran yang lebih besar tentang kebersihan dan kemudahan akses di daerah perkotaan.
Perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor air minum kemasan, seperti PT Akasha Wira International Tbk (ADES), PT Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), dan PT Mayora Indah Tbk (MYOR), mengalami pertumbuhan penjualan yang signifikan. ADES mencatat penjualan sebesar Rp504,57 miliar, CLEO meraih Rp1,29 triliun, dan MYOR melaporkan pendapatan Rp8,38 triliun, menunjukkan daya tahan pasar yang kuat terhadap produk ini.
+ There are no comments
Add yours