Perekonomian Indonesia hingga ASEAN dihantui oleh ancaman dan tekanan, hal ini mengakibatkan data Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur megalami penurunan di bulan Agustus 2024. PMI manufaktur adalah gambaran aktivitas industri pada suatu negara, jika nilai PMI manufaktur maka permintaan pada suatu negara juga juga tinggi. Namun jika PMI manufaktur megalami penurunan, maka permintaan akan cenderung rendah, hal ini menyebabkan perekonomian suatu negara akan bermasalah dan juga akan berdampak pada tenaga kerja.
Berdasarkan S&P Global per Agustus 2024, PMI manufaktur negara-negara di Asean cenderung lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2024, meskipun ada beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, dan filiphina masih berada dalam zona ekspansif. Namun negara seperti Myanmar, Thailand, dan Indonesia mengalami kemunduran. Di ASEAN penurunan terdalam ada pada negara Myanmar yaitu dari 48,4 menjadi 43,4 pada Agustus 2024. Sementara PMI manufaktur Indonesia sendiri mengalami penurunan dari 49,3 menjadi 48,9 pada bulan Agustus 2024.
S&P Global mencatat, penurunan ini terjadi karena pekerjaan di sektor manufaktur mengalami penurunan yang semakin cepat dan tajam, dan aktifitas pembelian juga semakin terhambat. Economics Director S&P Global Market Intelligence, Paul Smith mengatakan bahwa perekonomian pada sektor manufaktur di Indonesia mengalami penurunan pada Agustus ditandai oleh penurunan tajam pada permintaan baru dan output selama tiga tahun.
+ There are no comments
Add yours