JAKARTA – Deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut di Indonesia memicu kekhawatiran akan melemahnya daya beli masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang berada di bawah ekspektasi pasar. Secara bulanan (mtm), IHK mengalami deflasi sebesar 0,03% yang dinilai lebih lambat. Salah satu faktor utama deflasi adalah peningkatan produksi pangan, terutama bawang merah, yang menekan harga.
Deflasi yang dialami Indonesia selama empat bulan beruntun yang diikuti dengan turun-nya PMI Manufaktur Agustus yang anjlok ke level 48,9 poin. Kondisi ini berpotensi memberikan dampak negatif bagi sektor konsumen. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman, seperti Indofood, Mayora, dan Garudafood, berisiko mengalami penurunan penjualan akibat berkurangnya daya beli masyarakat. Konsumen akan cenderung memilih produk yang lebih murah atau mengurangi jumlah konsumsi mereka.
Namun, ada beberapa faktor yang dapat menjadi peluang bagi sektor konsumen di sisa tahun ini. Penguatan nilai tukar rupiah dapat mengurangi beban impor bahan baku, sehingga dapat menekan harga produksi. Selain itu, adanya sejumlah event musiman seperti Pilkada dan perayaan akhir tahun juga berpotensi meningkatkan konsumsi masyarakat. Meskipun demikian, tantangan utama tetap terletak pada daya beli masyarakat yang cenderung melemah akibat deflasi yang berkepanjangan.
+ There are no comments
Add yours