JAKARTA–Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyoroti ketergantungan Indonesia pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) yang mencapai 79,7% dari total kebutuhan nasional pada 2023. Dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII DPR RI, Bahlil mengungkapkan kekhawatirannya terhadap lonjakan konsumsi LPG, yang menimbulkan beban besar pada devisa negara. Ia juga menekankan perlunya pengembangan industri LPG domestik dan jaringan gas bumi untuk rumah tangga (jargas) sebagai solusi alternatif.
Program jargas merupakan inisiatif pemerintah untuk menyediakan gas bumi langsung ke rumah-rumah melalui jaringan pipa, menggantikan LPG dalam tabung. Hingga kini, sekitar 900 ribu rumah telah terhubung dengan jargas, dengan target mencapai 2,5 juta sambungan pada akhir 2024. Program ini diharapkan dapat menghemat subsidi LPG hingga Rp 1,6 triliun dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Selain itu, Komisi VII DPR RI dan Kementerian ESDM telah menyepakati volume LPG 3 kg dalam RAPBN Tahun Anggaran 2025 sebesar 8,2 juta metrik ton, meningkat dari tahun 2024. Kenaikan ini disebabkan oleh permintaan masyarakat yang tinggi, menambah tekanan pada impor LPG dan mendukung kebutuhan akan solusi seperti jargas.
+ There are no comments
Add yours