JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok lebih dari 3%, Senin (5/8/2024), sempat membuat pasar ketar-ketir. Tak sedikit yang mengkhawatirkan terjadinya risiko pemberhentian perdagangan atau trading halt.
IHSG sempat turun paling dalam ke 6.998,81 dengan persentase penurunan lebih dari 4%. pelaku pasar sempat mewaspadai IHSG bisa mengalami trading halt, syukurnya itu tidak terjadi lantaran ada penarikan candle ke atas, sehingga IHSG pada penutupan berakhir dengan penurunan 3,40% ke posisi 7.059,65.
Selain itu, data Non Farm Payrolls (NFP) atau data pekerjaan tercatat di luar pertanian juga tercatat tumbuh cukup rendah bahkan di bawah ekspektasi pelaku pasar. Hanya bertambah 114.000 lapangan pekerjaan pada Juli 2024, jauh di bawah ekspektasi yang memperkirakan tambahan 175.000 pekerjaan.
Yang menjadi perhatian lainnya yakni munculnya indikator Sahm yang menunjukkan probabilitas terjadinya resesi di AS. Hal ini sontak membuat pasar menjadi sangat volatil dan memberikan fearness tersendiri.
Akibat risiko resesi, potensi penurunan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) kian meningkat tetapi pelaku pasar menilai potensi terjadinya hard landing, dengan potensi penurunan hingga 50 basis poin (bps) pada September.
+ There are no comments
Add yours