Berdasarkan data Refinitiv, rupiah diakhiri depresiasi 0,44% angka Rp 16.155/US$ pada Rabu (29/5/2024). Sedangkan indeks dolar AS (DXY) pada hari yang sama, pukul 14:55 WIB menguat sedikit 0,02%. Adapun lemahnya rupiah terjadi lagi karena indeks kepercayaan konsumen AS yang melonjak pada Mei menjadi 102 dari 97,5 pada April. Kondisi manufaktur AS terpantau kuat menjadi 50,9 pada Mei 2024, meningkat 50 dari bulan sebelumnya.
Adapun inflasi AS kini mencapai 3,4% YoY, angka ini lebih rendah dibandingkan Maret 2024. Akan tetapi, inflasi AS ini jauh di atas target The Fed yakni 2%. Oleh karena itu, The Fed masih mempertahankan keputusan kebijakan higher of longer.
Kemudian mengenai rupiah, masih bergerak secara teknikal dalam waktu per jam menunjukkan pelemahan. Jika berlanjut, maka rupiah berpotensi melemah ke Rp16.180/US$. Sebaliknya jika condong menguat, pelaku pasar dapat mencermati dukungan terdekat di Rp16.130/US$. Ini diambil berdasarkan high candle intraday 14 Mei 2024 dan Moving Average/MA 20.
+ There are no comments
Add yours