Rupiah melemah kembali terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin (25/5/2024). Hal ini sebagian besar dibebani dari hawkish-nya bank sentral Amerika Serikat. Dilansir dari Refinitv per pukul 09.00 WIB rupiah diawali melemah ke 0,19% yakni Rp 16.020/US$. Kemudian kembali ke posisi psikologis Rp 16.000/US$ pada pagi. Sebelumnya, pada Rabu pekan lalu ditutup stagnan yakni Rp 15.990/US$. Rupiah kembali lemah meski DXY turun, pada penutupan perdagangan Jumat lalu ke 104,7.
Rupiah kembali melemah pada pagi hari ini setelah pekan lalu mengalami perdagangan yang pendek akibat libur panjang Hari Waisak. Pelemahan mata uang Garuda ini terjadi meskipun indeks dolar AS juga melemah, dengan latar belakang kebijakan hawkish dari Federal Reserve (bank sentral AS). Sebelumnya, Risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada 30 April – 1 Mei mengungkap kekhawatiran para pengambil kebijakan tentang waktu yang tepat untuk melonggarkan kebijakan. Pertemuan ini diadakan setelah serangkaian data menunjukkan inflasi lebih tinggi dari perkiraan sejak awal tahun, sementara The Fed masih menargetkan inflasi melandai ke 2%. Kemudian, beberapa pejabat The Fed, termasuk Ketua Jerome Powell dan Gubernur Christopher Waller, menyatakan sejak pertemuan tersebut bahwa mereka masih belum yakin apakah langkah selanjutnya adalah menaikkan suku bunga.
Hari ini, data yang akan dirilis relatif sedikit, terutama dari luar negeri, dengan pidato pejabat The Fed yang masih mendominasi. Namun, dari dalam negeri, akan ada dampak dari rilis data uang beredar periode April 2024 oleh Bank Indonesia (BI). Uang beredar pada April diperkirakan masih tinggi karena mencakup periode Lebaran pada 10 April 2024.
+ There are no comments
Add yours