Surabaya – Polemik mengenai tingkat produktivitas Generasi Z kian dibahas oleh berbagai pihak. Tak sedikit dari generasi sebelumnya turut mengkritisi mengenai hal tersebut. Banyak dari mereka menganggap bahwa Generasi Z merupakan generasi beban yang kurang bisa diajak produktif serta berkontribusi. Padahal Generasi Z masih tergolong sebagai generasi baru untuk terjun ke dunia kerja maupun kemasyarakatan, sehingga membutuhkan ruang, edukasi, dan fasilitas dari sekitarnya yang masih dirasa minim.
Menyadari adanya kesenjangan persepsi tersebut. Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya untuk menghadirkan solusi, yakni dengan wacana pemberian dana sebesar Rp5 juta untuk Generasi Z di setiap RW yang akan dijalankan pada 2026 mendatang. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud dukungan atas kreativitas generasi muda di setiap wilayah.
“Jadi nanti di tahun 2026 nanti akan ada kegiatan-kegiatan untuk anak-anak Generasi Z di setiap RW. Maka akan kita berikan anggaran yang dititipkan kepada kecamatan, sehingga nanti setiap Gen Z bisa membuat kegiatan sendiri. Kita anggarkan Rp5 juta setiap RW,” Ujar Eri Cahyadi, Wali Kota Surabaya.
Pemberian dana sebesar Rp5 juta tersebut bukan kebijakan tunggal, melainkan bagian dari program unggulan Pemkot Surabaya, Kampung Pancasila. Hadirnya progam ini merupakan bentuk perwujudan yang nyata antara Pemerintah dengan warga, guna menanggulangi berbagai persoalan social. Sehingga menghasilkan empat pilar, yakni sosial, lingkungan, ekonomi, serta kemasyarakatan. Keempat pilar tersebut hadir sebagai fondasi dalam masyarakat untuk membentuk kehidupan yang harmonis. Dalam kosteks ini, pemberian dana bagi Generasi Z adalah turunan pilar ekonomi, yang nantinya mampu mendorong kemandirian generasi muda lewat penguatan ekonomi berbasis komunitas.
Kampung Pancasila juga sebagai bentuk penyempurnaan dari program yang telah hadir. Sehingaa Pemkot Surabaya menyiasati dengan menyempurnakan program sebelumnya yakni Green and Clean dan Surabaya Smart City. Melalui penggabungan ini, pemkot berupaya menciptakan program yang lebih efektif serta berkelanjutan.
“Semua program sebelumnya kini dijadikan satu dalam Kampung Pancasila. Tujuannya agar konsolidasi dan pergerakan masyarakat menjadi lebih efektif,” jelas Wali Kota Eri, Jumat (22/8/2025).
Pemberian dana tersebut nantinya diharapkan mampu menjadi jembatan ekonomi, khususnya untuk Generasi Z. Namun perlu diingat bahwa pemberian dana bukanlah secara percuma, melainkan wujud dari perpanjangan tangan Pemkot Surabaya kepada masyarakat, guna mewujudkan kestabilan ekonomi. Melalui program ini, Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan harapannya agar nantinya generasi muda mampu mengagas kemandirian ekonomi mereka, agar telepas dari label generasi yang rentan.
Melalui program ini Generasi Z akan diajak untuk bersosialisasi serta bermasyarakat dengan generasi sebelumnya. Karena mekanisme dari program pendanaan ini, nantinya akan melibatkan koperasi merah putih. Dimana melalui hal tersebut gen z sebagai pelaku usaha akan bertukar pikiran dan tenaga bersama koperasi merah putih sebagai pihak yang menyalurkan serta mengelola dana, agar dana yang ada tidak lenyap secara konsumtif namun dapat bertumbuh dengan produktif. Hal tersebut merupakan bukti bahwa nantinya program pemberian dana 5 juta kepada Generasi Z bukan sekadar bantuan tunai, akan tetapi bentuk gotong royong ekonomi yang dilakukan oleh generasi muda.
Generasi z sendiri dipilih menjadi penerima dana tentu bukanlah tanpa alasan. Mereka nantinya akan berperan sebagai ujung tombak sosial serta ekonomi. Dimana peran tersebut harus mendapat fasilitas, agar dalam implementasinya mereka tidak buta arah. Lewat program yang menyasar kepada generasi yang telah dilebeli negatif ini, diharapkan mereka dapat mengalokasikan dana yang diberikan menjadi kegiatan-kegiatan positif. Sehingga presepsi masyarakat seiring waktu akan berubah. Sekaligus dapat manambah tingkat produktivitas mereka.
Selain itu adapun tujuan lainnya yakni agar generasi mudah dapat memaknai lebih dalam lagi mengenai pancasila ini, bukan sekadar simbolik semata, akan tetapi dapat dijadikan sebagai pedoman dalam bertindak. Wali kota eri mengatakan bahwa nilai-nilai pancasila tidak hanya perlu untuk sekadar dikenalkan kepada generasi muda tapi juga dapat dimaknai dan diimplementasikan langsung oleh mereka. Ia mengungkapkan harapannya melalui wacana ini Generasi Z mampu menghidupkan suasana 2026 dengan berbagai kegaiatan positif, sebagai bentuk penerapan nilai pancasila sejak dini dan kemudian dapat ketika dewasa nilai tersebut teteap terpelihara.
“Dengan harapan apa? Anak-anak ini bikin kegiatan yang positif, akan dipantau oleh RT/RW-nya, akan dilihat oleh senior-seniornya, dan akan dilihat oleh ayah-bundanya. Agar apa? Agar kegiatan ini mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila sejak dini, maka insya allah ketika mereka dewasa, dan ketika mereka berkeluarga, maka nilai-nilai Pancasila itu akan tetap terjaga,” ungkap Wali Kota Eri.
Wacana mengenai pemberian dana ini mendapat sambutan baik dari beberapa pemuda Surabaya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Della Nur Mahasiswi Universitas Negeri Surabaya (UNESA). “Saya baru tau akhir-akhir ini, informasinyakan memang belum terlalu banyak disosialisasikan, tapi kalau benar ada program seperti itu cukup menarik, karena bisa mendorong anak-anak mudah bisa lebih berperan aktif dilingkungan masyarakat,” jelas Della.
Della sebagai salah satu generasi muda di Surabaya juga menganggap bahwa wacana pemberian dana ini merupakan langkah positif yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya. Dimana melalui wacana tersebut Pemkot mampu memberi dukungan atas ide-ide kreatif serta kegiatan sosial yang sejalan dengan nilai-nilai pancasila. Mereka juga berharap agar program ini tidak sekadar wacana semata. “Langkah yang cukup positif selama tujuannya jelas, misalnya untuk mendukung ide-ide kreatif serta kegiatan sosial yang sejalan dengan nilai-nilai pancasila. Tapi yang paling penting itu pelaksanaan sama ini, pengawasan, biar promnya tuhh nggak Cuma jadi wacana,” ujar Della.
Wacana ini juga dianggap sebagai salah satu bentuk peningkatan branding serta kualitas bagi kota Surabaya, sebagaimana yang saat ini juga gencar dilakukan oleh kota-kota lain di Indonesia. Surabaya yang dikenal sebagai Smart City telah sadar dalam hal pemberian kewenangan lebih melalui program ini. Dengan cakupan program yang menyasar ke skala kecil seperti RW, dana yang diberikan dapat dieksekusi melalui kegiatan-kegiatan. Sehingga mereka tidak perlu khawatir mengenai pembiayaan kegiatan, yang selama ini juga menjadi momok bagi lingkup kecil ketika akan menjalankan sebuah kegiatan.
Namun cukup disayangkan, karena program yang disambut dengan antusias oleh generasi muda ini, justru maslah minim akan sosialisasi. Beberapa pemuda di Surabaya malah baru mendengan mengenai wacana pemberian dana ini. Abdullah Badarudin atau yang kerap disapa Abin selaku pemuda Kecamatan Wonokromo mengaku bahwa belum tahu detail mengenai wacana tersebut. Hal ini dikarenakan, belum ada sosialisasi di kawasan tempat tinggalnya. “Aku kurang tahu secara detail, cuma sekadar pernah baca di internet. “Nde kampungku belum ada sosialisasi e deh, baru tahun iki ya program e kalo nggak salah,” terang Abin.
Kemudian Abin juga menyampaikan bahwa dirinya khawatir terkait mekanisme wacana ini. Ia turut resah apabila dana yang diberikan ternyata tidak dijalankan sesuai dengan mekanismenya. Untuk itu Pemkot Surabaya diharapkan dapat mengambil langkah sebelumnya dengan melakukan screaning terhadap RW mana yang dianggap potensial dalam penerimaan dana tersebut. Abin juga menambahkan bahwa nantinya tiap RW diberikan kesempatan yang sama atas pemberian dana ini, bukan hanya RW tertentu saja. “Jujur kalau terkait pemberian dana ya memang alokasinya harus benar. Untuk aku kekhawatirnya mungkin soal mekanisme,takutnya mereka tidak menggunakan semestinya. Kalau soal salah sasaran sih harusnya dari Pemkot udah melakukan survey untuk memetakan sekiranya RW-RW mana yang potensi. Ya meskipun nggak potensi, harusnya merata dalam mendapatkan dana tersebut. setidaknya memang harus ada istilahnya adil gitu. Nggak hanya sekiranya RW-RW yang bagus aja yang dapet tapi RW yang sekiranya kurang bagus dalam menyusun, mengelolah Rwnya juga harus diberilah, karena semua juga harus punya peluang yang sama,” jelas Abin.
Walau masih bersifat wacana, namun sambutan antusias dari para pemuda Surabaya bisa dirasakan. Banyak dari mereka yang mulai memikirkan program seperti apa yang dapat mereka laksanakan apabila mereka terpilih menjadi penerima dana tersebut. berbagai program seperti kewirausahan hingga sosialisasi pengembangan masyarakat telah muncul dalam benak pemuda Surabaya.
Abin berharap Pemkot Surabaya melakukan seleksi ketat seperi lewat proposal pengajuan dana hingga monitoring kepada pelaksana program ini nantinya. Karena besar harapannya dana ini akan bermanfaat bagi lingkungan generasi muda tersebut, agar masyarakat sekitar juga terut merasakan dampak positif, bukan malah berimbas kepada salah sasaran. “Kalau soal salah sasaran sih harusnya bisa diantisipasi sama proposal, pemkot harus minimal melakukan screening pada proposal tersebut. Terus juga crosscheck dan harus selalu dimonitor, dana itu digunakan untuk program apa, dan dana tersebut nantinya bisakah bermanfaat bagi kampungnya atau malah tidak bermanfaat,” pungkas abin.
+ There are no comments
Add yours