Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) menggelar Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi (Waste to Energy) bersama kementerian dan lembaga terkait. CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini berada dalam kondisi darurat sampah karena masalah pengelolaan yang buruk.
Menurutnya, sampah yang dihasilkan mencapai 35 juta ton per tahun, setara dengan 16.500 lapangan bola. Rosan Roeslani menjelaskan bahwa sekitar 61% dari total sampah di Indonesia tidak terkelola dengan baik dan hanya masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tanpa prosedur yang sesuai. Kondisi ini menimbulkan berbagai dampak negatif, mulai dari masalah kesehatan seperti peningkatan kasus asma, diare, dan demam berdarah, hingga risiko cacat lahir. Selain itu, TPA juga menyumbang 2-3% emisi gas rumah kaca nasional.
Dengan kondisi darurat sampah ini, BPI Danantara memandang bahwa pengolahan sampah menjadi energi (waste to energy) adalah solusi jangka panjang yang dapat menyatukan isu lingkungan, kesehatan, dan energi. Langkah ini juga sejalan dengan komitmen zero emission pada tahun 2060 dan menjadi fokus dalam transisi energi terbarukan.
+ There are no comments
Add yours