Jakarta – Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2025 mencatat surplus US$ 4,17 miliar, menjadi 63 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus meningkat dari bulan sebelumnya dan didorong oleh ekspor nonmigas senilai US$ 23,81 miliar, terutama komoditas sumber daya alam dan produk manufaktur.
Bank Indonesia menyatakan surplus ini memperkuat ketahanan eksternal ekonomi, sementara Menteri Airlangga Hartarto menegaskan solidnya outlook nasional dengan dukungan ekspor ke Tiongkok, AS, dan India, meski ada tarif baru dari AS. Peningkatan ekspor didukung oleh naiknya harga komoditas utama serta produk manufaktur bernilai tambah tinggi seperti kendaraan, mesin, dan alas kaki.
Surplus neraca perdagangan nonmigas naik, sedangkan defisit migas meningkat akibat impor migas yang lebih tinggi. BI dan pemerintah berkomitmen menguatkan sinergi kebijakan untuk pertumbuhan berkelanjutan dan ketahanan eksternal Indonesia.
+ There are no comments
Add yours