Jakarta – Harga minyak dunia mengalami kenaikan signifikan pada perdagangan Selasa pagi (2/9/2025), dipicu oleh kekhawatiran akan gangguan pasokan akibat meningkatnya eskalasi konflik antara Rusia dan Ukraina. Serangan drone Ukraina yang memaksa penutupan fasilitas kilang minyak di Rusia menjadi pemicu utama kenaikan harga ini.
Menurut data dari Refinitiv, harga minyak Brent untuk kontrak November 2025 naik menjadi US$68,49 per barel, setelah sebelumnya ditutup pada US$68,15 per barel. Minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI), juga mengalami penguatan ke US$64,98 per barel dibandingkan penutupan sebelumnya di US$64,01 per barel. Penutupan kilang minyak tersebut diperkirakan mengurangi kapasitas penyulingan Rusia hingga 17%, atau sekitar 1,1 juta barel per hari, yang semakin memperparah kekhawatiran akan ketatnya pasokan global.
“Risiko terhadap infrastruktur energi Rusia masih tinggi. Ukraina terus meningkatkan serangan ke kilang minyak Rusia sepanjang akhir pekan,” kata Daniel Hynes, Senior Commodity Strategist ANZ, dalam catatan risetnya yang dikutip oleh Reuters. Selain ketegangan di Eropa Timur, sentimen geopolitik juga datang dari Asia, di mana Presiden China Xi Jinping kembali menegaskan visinya tentang “tatanan global baru” bersama Rusia dan India. Langkah ini dipandang oleh pasar sebagai tantangan terhadap dominasi Amerika Serikat, yang menambah kompleksitas dalam perdagangan energi, mengingat China dan India adalah pembeli terbesar minyak Rusia.
+ There are no comments
Add yours