DANATARA RAIJ PINJAMAN RP163 TRILIUN TANPA JAMINAN

Jakarta – Lembaga pengelola investasi Danantara berhasil mendapatkan pinjaman senilai US$10 miliar atau sekitar Rp163,19 triliun (berdasarkan kurs Rp16.319 per dolar AS) dari 12 bank asing. CEO Danantara, Rosan Roeslani menyebut pencapaian ini sebagai bukti kepercayaan tinggi perbankan internasional terhadap pengelolaan investasi yang dilakukan oleh lembaga tersebut. Pinjaman yang berjenis revolving facility ini diberikan tanpa jaminan apapun, sebuah pencapaian yang disebut Rosan sebagai yang terbesar di ASEAN untuk sovereign wealth fund. Ia menegaskan bahwa seluruh bank yang terlibat memiliki reputasi dan kinerja yang sangat baik, meskipun nama-nama bank tersebut tidak diungkapkan. Rosan optimistis bahwa kepercayaan ini akan menarik lebih banyak investor ke Danantara di masa mendatang. Transparansi dalam pengelolaan investasi menjadi kunci utama yang diyakini mampu membangun kepercayaan tersebut. Ia memastikan bahwa seluruh investasi yang dilakukan oleh Danantara akan memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia, termasuk peningkatan perekonomian nasional dan penciptaan lapangan kerja yang luas. Keuntungan yang dihasilkan dari investasi tersebut menurut Rosan, menjadi tanggung jawab utama Danantara untuk dikelola dengan baik dan memberikan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia. Selain pinjaman US$10 miliar dari 12 bank asing, Danantara juga telah berhasil mengumpulkan pendanaan sebesar US$7 miliar dalam empat bulan sejak peluncurannya. Kerja sama dengan Dana Kekayaan Negara (Sovereign Wealth Fund) lain seperti Qatar Investment Authority (QIA) (US$4 miliar), China Investment Corporation (CIC) (US$2 miliar) dan Russian Direct Investment Fund (RDIF) telah berkontribusi pada pencapaian ini. Saat ini, Danantara tengah melakukan pembicaraan dengan beberapa sovereign wealth fund lain untuk menjalin kerja sama investasi lebih lanjut, terutama yang berfokus pada proyek-proyek di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa Danantara semakin berperan penting dalam menarik investasi asing untuk pembangunan ekonomi Indonesia.