Jakarta – Pemerintah mencatat nilai kekayaan negara Indonesia mencapai rekor Rp13.692 triliun hingga akhir 2024, tumbuh dibandingkan posisi 2023 sebesar Rp13.073 triliun. Aset tanah menjadi kontributor terbesar dengan nilai mencengangkan Rp4.427 triliun, mengungguli aset tetap yang nilainya sekitar Rp6.964 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut tren peningkatan ini mencerminkan perluasan pengelolaan aset yang kini mencakup 99 kementerian/lembaga, 546 daerah, hingga puluhan ribu desa dan satuan kerja.
Meski kekayaan bertambah, realitas APBN 2024 justru diwarnai defisit fiskal sebesar Rp238,3 triliun. Pendapatan negara sepanjang tahun terkumpul Rp3.115 triliun, namun kalah dengan beban operasional yang membengkak hingga Rp3.354 triliun. Situasi ini menunjukkan tantangan tersendiri: meski aset melimpah (terutama tanah), kemampuan mengkonversinya menjadi pendapatan tunai masih perlu optimalisasi untuk menutupi kebutuhan belanja.
Di sisi lain, basis kontributor penerimaan negara menunjukkan sinyal positif. Jumlah wajib pajak aktif yang terdaftar mencapai 82,23 juta, ditambah 148 ribu pelaku ekspor-impor yang terintegrasi dalam sistem perpajakan nasional. Ekspansi partisipasi ini menjadi fondasi krusial bagi upaya pemerintah meningkatkan rasio pajak dan mengurangi ketergantungan pada pinjaman, meski defisit masih terjadi.
+ There are no comments
Add yours