Jakarta – Pada perdagangan Selasa pagi (8/7/2025), harga minyak dunia menunjukkan stabilitas meskipun diwarnai oleh kecemasan pasar terkait kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Amerika Serikat. Harga minyak Brent untuk kontrak September tercatat di angka US$69,17 per barel, mengalami sedikit penurunan dari penutupan sebelumnya di US$69,58. Sementara itu, minyak WTI untuk kontrak Agustus berada di posisi US$67,48 per barel, turun dari US$67,93. Meskipun permintaan yang meningkat selama musim panas dan optimisme dari OPEC+ sempat memberikan dorongan positif, sentimen geopolitik dan kebijakan perdagangan tetap membayangi pergerakan harga.

Kekhawatiran pasar semakin meningkat setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif tahap pertama terhadap sejumlah mitra dagang utama AS. Meskipun implementasi tarif ini ditunda hingga 1 Agustus, langkah tersebut menambah ketidakpastian mengenai potensi perlambatan ekonomi global dan dampaknya terhadap permintaan energi. Pelaku pasar menunjukkan kehati-hatian, mencerminkan kekhawatiran akan dampak jangka panjang dari kebijakan tersebut terhadap pasar minyak dunia.

Di sisi lain, situasi geopolitik di Timur Tengah semakin memperkeruh prospek pasokan minyak. Ketegangan meningkat setelah dua kapal komersial diserang di dekat perairan Yaman, dengan kelompok Houthi yang didukung Iran mengklaim bertanggung jawab atas salah satu serangan tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran baru mengenai keamanan jalur pelayaran yang vital bagi perdagangan global. Namun, di tengah ketidakpastian ini, harga minyak masih mendapatkan dukungan dari optimisme OPEC+, yang memutuskan untuk meningkatkan pasokan Agustus lebih tinggi dari perkiraan, dengan keyakinan bahwa permintaan musim panas akan mampu menyerap tambahan produksi. Arab Saudi juga menaikkan harga jual resmi minyak mentahnya untuk kawasan Asia, menunjukkan keyakinan akan daya serap pasar yang tetap kuat.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours