Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menegaskan komitmennya untuk mengejar target produksi minyak nasional sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada 2030. Hal itu disampaikannya saat membuka The 49th IPA Convex di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (21/5/2025), di hadapan Presiden RI Prabowo Subianto. Untuk mencapai target tersebut, Bahlil menyatakan akan mengambil langkah-langkah di luar kelaziman, seperti percepatan proses, perubahan regulasi besar-besaran, hingga menghapus perdebatan soal skema Gross Split atau Cost Recovery.
Menurut Bahlil, langkah-langkah ekstrem tersebut diperlukan karena pengembalian modal investasi atau Internal Rate of Return (IRR) proyek migas saat ini sudah berada di kisaran yang ekonomis, yakni antara 13% hingga 17%. “Kalau kita tetap memakai cara yang biasa, lifting minyak tidak akan meningkat secara signifikan,” katanya. Ia juga menegaskan bahwa Kementerian ESDM akan fokus menciptakan kepastian usaha untuk mendukung peningkatan produksi migas nasional.
Presiden Prabowo Subianto dalam kesempatan yang sama memberikan arahan tegas kepada seluruh pejabat terkait untuk menyederhanakan regulasi demi mempercepat pengelolaan blok migas baru. Ia menilai regulasi yang terlalu rumit justru menghambat investasi dan kemajuan sektor energi. “Pejabat yang tidak mau menyederhanakan regulasi akan saya ganti,” tegas Prabowo, seraya mendorong terciptanya iklim investasi yang kompetitif dan ramah bagi pelaku usaha, baik dari dalam maupun luar negeri.
+ There are no comments
Add yours