JAKARTA – Penipuan siber semakin canggih dengan munculnya tool bernama Dracula, yang termasuk dalam kategori Phishing-as-a-Service (PhaaS). Tool ini telah digunakan oleh sekitar 600 operator sejak 2023 hingga 2024 untuk mencuri akses hampir 1 juta kartu kredit dari korban di seluruh dunia. Para penipu menyebarkan tautan berbahaya lewat pesan singkat melalui RCS dan iMessage, menargetkan pengguna Android dan iOS, serta menyamar sebagai merek terkenal dengan memanfaatkan 20.000 domain palsu.

Menurut hasil investigasi lembaga media dan keamanan seperti NRK, Le Monde, dan Zimperium, Dracula juga menggunakan Kecerdasan Buatan Generatif (GenAI) untuk membuat konten phishing dalam berbagai bahasa, serta mengubah kartu curian menjadi kartu virtual. Komunikasi antarpelaku banyak terjadi di grup Telegram tertutup berbahasa China, sehingga muncul dugaan bahwa operator utamanya berasal dari China. Selain itu, infrastruktur teknis seperti jaringan SIM dan terminal pembayaran juga digunakan untuk memfasilitasi aksi penipuan ini.

Laporan Zimperium pada September 2024 mencatat bahwa 82% situs phishing menargetkan perangkat seluler, yang dianggap lebih rentan dibanding komputer. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap pesan yang mencurigakan, terutama yang menyertakan tautan atau file mendesak. Klik sembarangan bisa mengakibatkan kerugian finansial besar. Tetaplah kritis dan waspada dalam menjaga keamanan digital sehari-hari.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours