Di tengah gejolak ekonomi global, harga emas terus meroket hingga menembus rekor tertinggi sebesar Rp1,7 juta per gram. Lonjakan ini membuat masyarakat semakin melirik emas sebagai instrumen investasi yang aman. Namun, jauh sebelum tren ini muncul, keluarga Batak Sisingamangaraja sudah lebih dulu menjadikan emas sebagai aset kekayaan turun-temurun selama ratusan tahun, bahkan disebut telah mengumpulkan hingga 1 ton emas senilai Rp1,6 triliun.

Keluarga Sisingamangaraja yang memimpin Negeri Toba sejak abad ke-16 dikenal sebagai penguasa perdagangan kapur barus, komoditas bernilai tinggi yang diekspor hingga ke Arab dan Eropa. Alih-alih hidup mewah, para raja dari generasi ke generasi justru rajin menabung emas dan perhiasan langka seperti blue diamond dari Ceylon. Tradisi ini berlangsung hingga generasi ke-12, sebelum kerajaan mereka runtuh akibat serangan dan penjajahan.

Menurut catatan sejarah, saat terjadi serangan Padri pada 1818, para penyerang berhasil membawa lari emas dan perhiasan kerajaan sebanyak 1 ton menggunakan 17 kuda. Sebagian emas lainnya disembunyikan dalam wadah penanak nasi besar oleh pihak keluarga. Kekayaan yang tersisa diyakini bahkan sampai ke Inggris dan menjadi bagian dari mahkota kerajaan Inggris, menunjukkan betapa besarnya nilai investasi yang dilakukan keluarga ini sejak dahulu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours