JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memastikan fundamental ekonomi nasional dalam kondisi baik meskipun nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS beberapa hari terakhir. Asisten Gubernur BI, Solikin M. Juhro, menyatakan bahwa faktor eksternal, terutama kebijakan Presiden AS Donald Trump, menjadi penyebab utama pelemahan rupiah. Dalam Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Rabu (26/3/2025), ia menegaskan bahwa indikator ekonomi makro seperti pertumbuhan ekonomi (PDB), inflasi, dan stabilitas sistem keuangan (SSK) tetap dalam kondisi baik.

Pada 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,04% dan sedikit turun menjadi 5,02% pada 2024. Inflasi juga terkendali di 2,81% pada 2023 dan turun menjadi 1,57% pada 2024. Defisit transaksi berjalan (current account deficit) membaik dari -0,41% pada 2023 menjadi -0,32% pada 2024. Selain itu, rasio utang luar negeri terhadap PDB masih dalam batas wajar di 30,43% pada 2024, sementara rasio permodalan perbankan (CAR) meningkat dari 26,69% pada 2023 menjadi 27,76% pada 2025.

Meski rupiah sempat melemah hingga Rp16.640/US$, mendekati level krisis 1998 yang mencapai Rp16.800/US$, BI menilai kondisi ekonomi saat ini jauh lebih stabil dibandingkan era krisis. Solikin menegaskan bahwa meskipun risiko krisis masih jauh, BI tetap waspada dan akan terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours