JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 1% pada perdagangan Kamis, 13 Februari 2025, setelah sempat menguat sehari sebelumnya. IHSG dibuka di level 6.648 namun segera berbalik ke zona merah hingga menyentuh titik terendah di 6.569,81. Koreksi ini disebabkan oleh aksi jual besar-besaran, terutama di sektor transportasi dan energi. Saham kapitalisasi besar seperti Telkom Indonesia (TLKM), Amman Mineral Internasional (AMMN), Barito Renewables Energy (BREN), dan Bank Central Asia (BBCA) menjadi penyebab utama pelemahan IHSG.

Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp208,21 miliar di seluruh pasar, yang semakin membebani pergerakan indeks. Sentimen global juga berperan, terutama lonjakan inflasi di Amerika Serikat yang mencapai 0,5% bulan ke bulan dan 3,0% tahun ke tahun pada Januari 2025. Kenaikan harga energi dan pangan, terutama telur yang melonjak hingga 53% dalam setahun, menjadi penyebab utama inflasi. Kondisi ini menekan harapan pelaku pasar terhadap penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed), yang berpotensi mempengaruhi aliran modal ke pasar saham Indonesia.

Meskipun IHSG melemah, mayoritas bursa Asia-Pasifik justru bergerak positif. Nikkei memimpin kenaikan dengan 1,19%, diikuti oleh Hang Seng, Kospi, dan ASX 200 yang juga mencatatkan penguatan. Namun, beberapa indeks seperti FTSE Straits Times dan FTSE Malay mengalami sedikit pelemahan. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan global, beberapa pasar masih optimis terhadap prospek ekonomi dan investasi di kawasan Asia.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours