JAKARTA – Industri permebelan dan kerajinan Indonesia tengah menghadapi tantangan berat setelah Amerika Serikat menerapkan tarif impor yang lebih tinggi pasca-pelantikan Presiden Donald Trump. Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, kebijakan ini bisa membuat produk Indonesia sulit menembus pasar AS, padahal lebih dari setengah ekspor mebel dan kerajinan Indonesia mengalir ke negeri Paman Sam. Selain AS, Uni Eropa juga menjadi pasar penting, dengan negara seperti Belanda, Jerman, dan Prancis sebagai tujuan ekspor utama.

Meski begitu, peluang tetap ada. Tren permintaan dunia untuk produk furnitur masih tumbuh positif, bahkan diprediksi mencapai USD 925,46 miliar pada 2029. Staf Ahli Kementerian Perindustrian, Adie Rochmanto, menekankan pentingnya inovasi dan optimalisasi bahan baku dalam negeri agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain seperti China dan Jerman. “Jerman saja yang nggak punya rotan bisa klaim sebagai pusat rotan dunia, masa kita kalah?” ujarnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours