JAKARTA – Harga emas dunia menguat meskipun likuiditas menipis akibat libur Tahun Baru Imlek di China. Pada perdagangan Selasa (28/1/2025), harga emas di pasar spot tercatat US$2.763,11 per troy ons, naik 0,8% dari posisi sebelumnya. Namun, pada Rabu pagi (29/1/2025), harga emas sedikit turun ke US$2.762,92 per troy ons. Sebelumnya, emas sempat anjlok lebih dari 1% pada Senin, penurunan harian terbesar sejak 18 Desember, akibat aksi jual pasar yang dipicu oleh model AI DeepSeek dari China.
Dengan pasar China tutup, perhatian investor kini tertuju pada pertemuan The Federal Reserve yang dimulai hari ini. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap pada Rabu, meskipun Presiden AS Donald Trump menginginkan pemangkasan suku bunga. Analis KCM Trade, Tim Waterer, menyebut jika Ketua The Fed Jerome Powell memberi sinyal pemotongan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang, hal ini dapat menekan imbal hasil Treasury dan mendorong kenaikan harga emas. Target jangka pendek emas diprediksi bisa mencapai US$2.800 per troy ons.
Secara keseluruhan, emas diperkirakan mencetak rekor baru tahun ini di tengah ketidakpastian ekonomi dan kekhawatiran inflasi dalam periode kedua kepemimpinan Trump. Sementara itu, permintaan investasi melalui ETF masih lesu, dan potensi dampak tarif terhadap pertumbuhan global dapat memengaruhi prospek perak.
+ There are no comments
Add yours