Jakarta – Setelah Donald Trump resmi dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada Senin (20/1/2025), nilai tukar dolar AS (DXY) terpantau melemah. Dalam dua hari pasca pelantikan, indeks DXY turun dari 109,34 menjadi 108,16, memberikan peluang bagi sejumlah mata uang dunia, termasuk rupiah, untuk menguat.

Pelemahan ini dipicu oleh sikap Trump yang melunak terhadap kebijakan tarif perdagangan yang sebelumnya menjadi ancaman.Rupiah tercatat menguat sebesar 0,5%, sementara rubel Rusia, ringgit Malaysia, dan won Korea Selatan mencatat kenaikan yang lebih signifikan, masing-masing sebesar 3,2%, 1,6%, dan 1,4%. Penguatan ini mencerminkan respons positif pasar terhadap meredanya kekhawatiran tarif dagang. Namun, beberapa mata uang seperti peso Filipina dan yen Jepang justru melemah tipis sebesar 0,2% dan 0,1%.

Dilansir dari Reuters, penguatan rubel juga dipicu oleh meningkatnya harga minyak serta janji Trump untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia. Hal ini memunculkan harapan bahwa beberapa sanksi terhadap Moskow akan dicabut. Dengan melemahnya dolar dan langkah Trump yang lebih moderat, pelantikan ini membawa angin segar bagi pasar global.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours