JAKARTA- Perusahaan minyak dan gas asal Inggris, BP, mengumumkan rencana memangkas sekitar 4.700 karyawannya, termasuk 3.000 kontraktor, sebagai bagian dari strategi efisiensi biaya. Langkah ini sejalan dengan target CEO BP, Murray Auchincloss, untuk mengurangi pengeluaran perusahaan hingga US$2 miliar pada akhir 2026 guna meningkatkan keuntungan dan merespons kekhawatiran investor terhadap strategi transisi energi. Selain itu, BP juga merelokasi sekitar 1.100 posisi dari Inggris dan AS ke Hungaria, India, dan Malaysia. Langkah ini dilakukan di tengah upaya perusahaan memulihkan kepercayaan pasca-pengunduran diri CEO sebelumnya, Bernard Looney, dan menyederhanakan operasionalnya demi menjadi lebih fokus dan bernilai tinggi.
Sementara itu, saham BP mencatat penurunan lebih dari 5% dalam setahun terakhir, lebih buruk dibanding beberapa pesaing seperti Shell dan Exxon Mobil. Untuk memperbaiki posisi, BP mulai menggeser strategi bisnisnya dengan memperkuat sektor minyak dan gas, serta mengurangi fokus pada energi terbarukan. Sebagai bagian dari upaya ini, BP bermitra dengan perusahaan Jepang, JERA, untuk membentuk salah satu operator tenaga angin lepas pantai terbesar di dunia. Kebijakan tersebut mencerminkan langkah yang juga diambil pesaingnya, Shell, yang telah mengurangi tenaga kerja di berbagai divisi guna meningkatkan efisiensi biaya di tengah perubahan dinamika industri energi global.
+ There are no comments
Add yours