JAKARTA – Pemerintah Indonesia telah menetapkan anggaran belanja negara untuk tahun 2024 sebesar Rp 3.350 triliun. Namun, anggaran tersebut diperkirakan akan mengalami defisit sebesar Rp 507,8 triliun. Defisit ini merupakan hasil dari perbedaan antara pendapatan negara yang diharapkan dan belanja negara yang direncanakan. Meski demikian, pemerintah masih berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan pembangunan dan pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Dalam penjelasannya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan bahwa defisit ini masih berada dalam batas yang aman, yakni 2,29% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Pemerintah memfokuskan belanja negara untuk sektor-sektor yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Untuk itu, pengeluaran negara tetap diarahkan pada program-program prioritas yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Pemerintah Indonesia juga mengungkapkan bahwa salah satu upaya untuk menutupi defisit adalah melalui pembiayaan utang yang terkelola dengan baik dan memperhatikan kemampuan fiskal negara. Dalam menghadapi tantangan ekonomi global, pemerintah optimistis dapat mencapai target pembangunan nasional meski dengan defisit yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Dengan langkah-langkah strategis ini, Indonesia diharapkan dapat terus menjaga stabilitas fiskal dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours