JAKARTA—Rupiah terus menurun, bahkan tembus Rp 16. 000. Pada Senin (16/12/2024), rupiah sempat mencapai tingkat psikologis tersebut saat trading. Keadaan ini mirip dengan krisis ekonomi 1998, di mana dolar mencapai Rp 16. 800 dalam waktu cepat.

Kejatuhan terjadi saat Presiden Soeharto jatuh, dan BJ Habibie yang menggantikan harus menghadapi krisis ini. Dia berhasil membuat rupiah menguat dengan mengimplementasikan restrukturisasi perbankan. Pada masa Orde Baru, pendirian bank dipermudah, tetapi ketika krisis muncul, banyak bank gagal dan nasabah menarik dana besar-besaran. Habibie melakukan restrukturisasi untuk memperkuat Bank Indonesia, menggabungkan empat bank milik pemerintah menjadi Bank Mandiri, dan memisahkan Bank Indonesia dari pemerintah.

Dia juga menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan bunga tinggi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Selain itu, dia mengendalikan harga bahan pokok dengan mempertahankan harga listrik dan BBM subsidi. Akibatnya, kepercayaan pasar meningkat dan dolar terkendali kembali ke Rp 6. 550.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours