JAKARTA – Rupiah melemah 0,35% ke Rp15.895/US$ pada Senin (2/12/2024), tertekan oleh penguatan Indeks Dolar AS dan kontraksi sektor manufaktur Indonesia yang bertahan di angka 49,2 selama lima bulan berturut-turut. Kondisi ini menandakan tantangan besar bagi ekonomi nasional.
Kontraksi manufaktur berisiko meningkatkan pengangguran dan menurunkan daya beli masyarakat, sementara inflasi November 2024 naik 0,30% dengan bahan pangan seperti bawang merah dan tomat sebagai penyumbang utama. Hal ini mengancam stabilitas ekonomi yang bergantung pada konsumsi rumah tangga.
Secara teknikal, rupiah bergerak sideways dengan resistance di Rp15.950/US$ dan support di Rp15.790/US$, mencerminkan potensi pelemahan lebih lanjut atau peluang penguatan, tergantung dinamika pasar dan kebijakan ekonomi domestik.
+ There are no comments
Add yours