JAKARTA – Ekonom merasa cemas dengan menurunnya daya beli masyarakat Indonesia setelah pertumbuhan ekonomi kuartal III-2024 hanya tercatat 4,95%, lebih rendah dari perkiraan 5,03%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh perlambatan konsumsi rumah tangga yang hanya tumbuh 4,91%, serta pelambatan di sektor-sektor seperti transportasi, pergudangan, dan akomodasi.
Ekonom Myrdal Gunarto dari Maybank Indonesia mengungkapkan bahwa perlambatan ekonomi ini juga dipengaruhi oleh penurunan di sektor transportasi dan pergudangan, yang tumbuh 8,64% yoy pada kuartal III-2024, turun dari kuartal II yang mencapai 9,56%. Begitu pula sektor akomodasi dan makan minum yang hanya tumbuh 8,33%, jauh dari pertumbuhan dua digit yang tercatat sebelumnya. Myrdal menyarankan perlunya stimulus, baik dari sisi fiskal maupun moneter, termasuk penurunan suku bunga oleh Bank Indonesia untuk mendorong aktivitas ekonomi.
“Tentunya ini butuh stimulan, tidak hanya dari sisi fiskal pemerintah seperti yang kita ketahui ada beberapa perpanjangan insentif fiskal ya terutama terkait insentif PPnBM untuk mobil listrik, properti, lalu juga tax holiday. Kita lihat juga ada beberapa rencana pemerintah terkait dengan mendorong kredit umum ya,” terangnya.
Ekonom lain, Banjaran Surya Indrastomo dan Hosianna Situmorang, memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV-2024 akan tetap moderat, dengan kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB yang semakin mengecil dan peningkatan angka pengangguran. Secara keseluruhan, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 hanya akan mencapai 5%.
+ There are no comments
Add yours