JAKARTA – Harga batu bara acuan dunia tergelincir ke zona merah selama lima hari beruntun. Hal ini dipengaruhi oleh penggunaan energi ramah lingkungan yang meningkat dan prospek permintaan yang mendatar tahun depan.Dari data Refinitiv, harga batu bara ICE Newscastle kontrak November melemah 0,69% ke posisi US$ 143,9 per ton pada penutupan perdagangan kemarin Selasa (5/11/2024).
prospek permintaan melemah dan energi batu terbarukan (EBT) yang berkembang pesat membuat harga batu bara loyo berhari-hari. Melansir laporan IEA untuk update coal market trends worldwide menyebutkan pertumbuhan permintaan batu bara di India akan melambat pada paruh kedua tahun 2024 karena kondisi cuaca kembali ke rata-rata musiman. Sementara di Eropa permintaan batu bara juga menurun, hal ini terjadi karena mereka berupaya untuk mengurangi emisi dalam pembangkitan listrik.
Jepang dan Korea juga secara bertahap mengurangi ketergantungan mereka pada batu bara, meskipun dalam tempo yang lebih lambat dibandingkan dengan Eropa. Dari sisi pasokan, produksi batu bara global diproyeksikan sedikit menurun pada 2024 setelah mengalami pertumbuhan stabil di tahun sebelumnya. Produksi batu bara di Tiongkok diperkirakan melambat pada 2024, setelah dua tahun mengalami peningkatan yang signifikan.
+ There are no comments
Add yours