Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memiliki ruang fiskal yang sangat terbatas untuk menjalankan program-programnya pada tahun pertama pemerintahan Kabinet Merah Putih.Menteri Keuangan era 1998, Fuad Bawazier juga merupakan politikus Partai Gerindra yang mengatakan, sempitnya ruang fiskal Prabowo itu karena total target pendapatan negara 45%nya hanya untuk membayar utang.Sehingga diketahui, berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, profil utang jatuh tempo pada 2025 senilai Rp 800,33 triliun.
Sementara itu, untuk bunga utang yang akan dibayarkan pemerintahan Prabowo pada 2025 ini senilai Rp 552,85 triliun berdasarkan data rancangan APBN 2025 yang telah disahkan DPR.Dengan begitu, Fuad mengungkapkan, secara total untuk membayarkan utang saja APBN 2025 menghabiskan anggaran sekitar Rp 1.353,18 triliun, atau 45% dari target pendapatan negara pada 2025 senilai Rp 3.005,1 triliun.
“45% dari pendapatan nasional, pendapatan negara kan. Jadi ruang fiskal memang tidak banyak,” ungkapnya Fuad dalam program Nation Hub CNBC Indonesia, Jumat (25/10/2024).Permasalahan ini yang menurutnya membuat Prabowo ke depan yang harus melakukan inovasi untuk meningkatkan rasio penerimaan pajak terhadap produk domestik bruto (PDB) atau tax ratio ke depan. Ia menegaskan, tidak bisa lagi tax ratio bergerak di kisaran 10%.
+ There are no comments
Add yours