Jakarta – Proyek senilai Rp205,05 triliun yang dikerjakan oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) bersama mitra asal Rusia, Rosneft Singapore Pte Ltd masih mandek karena terkendala sanksi negara-negara Barat yang dikenakan terhadap perusahaan Rusia akibat invasi terhadap Ukraina. Keputusan investasi akhir megaproyek Grass Root Refinery (GRR) Tuban atau Kilang Tuban, Jawa Timur yang digarap Indonesia dan Rusia tersebut akan dipastikan setelah pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto dilantik.
“Kami sudah sampaikan ke pihak mereka, apakah kami harus ambil partner lain untuk balance, sudah kami komunikasikan. Kami kan mesti kasih tahu juga ke pihak Rosneft bahwa karena konflik Ukraina ada implikasi itu,” ungkap Direktur Utama PT KPI, Taufik Aditiyawarman.
Taufik menuturkan pengajuan mitra baru sudah disampaikan direksi KPI kepada Rosneft pada April 2023 lalu melalui video conference. Menurut Taufik, penambahan mitra baru mesti dilakukan untuk mengimbangi sanksi yang saat ini diterima Rosneft.
+ There are no comments
Add yours