Indonesia sedang membangun fasilitas pengolahan bauksit menjadi alumina di Mempawah, Kalimantan Barat, dengan nilai investasi mencapai US$ 900 juta (sekitar Rp 13,96 triliun). Proyek ini dioperasikan oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), hasil patungan antara PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Direktur Utama PT BAI, Leonard M. Manurung, mengungkapkan bahwa pabrik ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan nasional.
Pabrik ini ditargetkan beroperasi penuh pada awal 2025, dengan kapasitas produksi hingga 1 juta ton alumina per tahun. Leonard menjelaskan bahwa kehadiran pabrik akan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertambangan di Kalimantan Barat, yang saat ini mencapai 15,38%. Selain itu, perusahaan akan memprioritaskan masyarakat lokal untuk dipekerjakan di pabrik tersebut.
Setelah Fase 1, proyek ini akan dilanjutkan ke Fase 2, yang juga ditargetkan memproduksi 1 juta ton alumina per tahun dan diharapkan beroperasi pada 2028. Dengan kedua fase tersebut, produksi alumina domestik akan meningkat menjadi 2 juta ton per tahun, mendukung kebutuhan aluminium domestik yang saat ini mencapai 1,2 juta ton, sebagian besar masih bergantung pada impor.
+ There are no comments
Add yours