China mencatat pertumbuhan ekonomi terendah dalam satu setengah tahun, mencapai 4,6% pada kuartal III-2024. Pertumbuhan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Beijing dalam menstabilkan perekonomian, yang terganggu oleh lemahnya pengeluaran dan masalah di sektor properti. Meskipun pemerintah meluncurkan berbagai langkah untuk merangsang ekonomi dengan target pertumbuhan tahunan lima persen, optimisme pasar mulai memudar karena kurangnya rincian tentang paket stimulus yang diharapkan.
Biro Statistik Nasional China melaporkan penurunan pertumbuhan dari 4,7% pada kuartal sebelumnya, meskipun angka ini sedikit lebih baik dari prediksi analis. Bank-bank besar juga telah menurunkan suku bunga deposito untuk mendorong pengeluaran. Namun, para ekonom menilai perlu adanya stimulus fiskal yang lebih langsung untuk memulihkan kepercayaan bisnis.
Sektor properti, yang sebelumnya menjadi pendorong pertumbuhan, kini menghadapi krisis utang, dengan pemerintah berencana meningkatkan kredit untuk proyek perumahan yang belum selesai. Meskipun beberapa kota telah melonggarkan pembatasan pembelian rumah, kurangnya langkah konkret dari pemerintah membuat pasar tetap ragu. Selain itu, pengeluaran domestik yang lemah berpotensi menjerumuskan ekonomi ke dalam deflasi, menunjukkan tantangan serius bagi upaya pemulihan saat ini.
+ There are no comments
Add yours