JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam acara Rakornas REPNAS 2024 di Jakarta (13/10/2024), mengungkapkan bahwa sumber daya mineral Indonesia, terutama tembaga dan nikel, membuat negara lain sangat bergantung pada bahan baku dari Indonesia. Sebelum program hilirisasi, negara lain mendapat tembaga mentah dari Indonesia yang mengandung mineral tambahan seperti emas. Namun, setelah Indonesia memulai program hilirisasi, produksi emas meningkat, terutama melalui PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Internasional Tbk, dengan tambahan produksi emas hingga 78 ton per tahun dari pemrosesan tembaga.
Bahlil menjelaskan bahwa dahulu emas yang terkandung dalam tembaga diekspor ke luar negeri, sehingga Indonesia tidak dapat mendeteksi jumlah emas yang dihasilkan. Selain itu, bijih nikel Indonesia juga menjadi sumber ketergantungan negara lain, bahkan sejak masa penjajahan. Setelah pemerintah melarang ekspor bijih nikel untuk mendukung hilirisasi dalam negeri, banyak negara mengajukan protes karena ketergantungan mereka pada bahan baku Indonesia.
Indonesia sendiri memiliki cadangan nikel yang sangat besar, dengan estimasi mencapai 45% dari cadangan global. Ini memberi Indonesia keunggulan dalam industri hijau yang semakin berkembang di dunia. Ke depan, Bahlil menegaskan bahwa Indonesia akan terus menjalankan program hilirisasi dan mendorong investor asing untuk membangun industri dalam negeri melalui kolaborasi yang saling menguntungkan.
+ There are no comments
Add yours