JAKARTA – Harga minyak mentah mengalami kenaikkan signifikan pekan lalu, mengalami kenaikkan sebesar 10% menjadi $78 per barel, yang merupakan kenaikan mingguan terbesar dalam hampir dua tahun. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Iran, yang menghebohkan pasar minyak global.Diberitakan dari The Economist, Rabu (9/10/2024), sejak serangan Hamas terhadap Israel setahun lalu, kekhawatiran terbesar di pasar minyak adalah kenaikkan harga konflik yang melibatkan Iran. Pasalnya, negara ini merupakan produsen minyak mentah terbesar ketujuh dunia.

Sehingga kedua negara sebelumnya terlihat menghindari konflik besar, situasi berubah setelah Iran menembakkan sekitar 200 misil ke Israel sebagai tanggapan atas serangan Israel terhadap Hizbullah dan proxy Iran lainnya.Pasar minyak pun menanggapi cepat terhadap ketidakpastian ini. Pekan lalu harga minyak mengalami kenaikkan sebesar 10%, dengan harga mencapai $78 per barel. Pada 7 Oktober, harga minyak kembali mengalami kenaikkan meskipun kemudian perubahan harga yang tajam di tengah ketidakpastian respons Israel.

Jika Israel membatasi serangannya hanya pada target militer seperti alur peluncuran misil, dan Iran menanggapi dengan mencari jalan tengah untuk meredakan situasi, maka kenaikan harga minyak kemungkinan akan berkurang. Namun, jika Israel memilih untuk meningkatkan serangan dengan memastikan infrastruktur sipil Iran, seperti fasilitas minyak dan gas atau alur pengayaan nuklir, harga minyak bisa terus meningkat secara signifikan.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours